Seribu Mata Palsu untuk Pengidap Retinoblastoma

Slide background
Seribu Mata Palsu untuk Pengidap Retinoblastoma
Rizhwan sedang membuat mata palsu (Foto: Hanna Pratiwi/detikHealth)
Jakarta, Membuat mata palsu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dari prosesnya yang panjang, masih dibutuhkan lagi proses pengepasan di mata pasien lagi. Benar-benar dibutuhkan sekali kesabaran bagi si pembuat mata palsu.

Dari segi penjualan, mata palsu belakangan ini tergolong meningkat seiring dengan banyaknya orang yang mengidap retinoblastoma. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Rizhwan Ilyasin (32), salah seorang pembuat mata palsu. Dalam sebulan ia menghasilkan tiga mata palsu di kliniknya atas permintaan pasien yang datang.

"Dalam sebulan kita produksi bisa tiga sebulan, kan tidak bisa sekali datang langsung jadi, harus minimal tiga kali datang," ujar Rizhwan pemilik klinik mata palsu di kawasan Ciputat kepada detikHealth, Selasa (26/12/2017).

Selain melayani penjualan mata palsu, klinik Ilyarsi Okularis juga membagikan mata palsu gratis kepada anak yang usianya di bawah lima tahun. Sejalan dengan tujuannya ingin mencoba membantu pasien yang membutuhkan mata palsu, klinik tersebut memiliki program bernama Gestapa (Gerakan Seribu Mata Palsu) yang berharap kualitas dari mata palsu yang dihasilkan dapat mirip seperti mata asli yang normal dan penderita tidak dikucilkan lagi dari lingkungannya.

"Kita akan coba membantu pasien yang membutuhkan mata palsu untuk anak umur dibawah usia lima tahun, seperti yang sudah dilakukan baru satu pasien," jelas Parman salah satu pencetus Gerakan Seribu Mata Palsu.

Gestapa juga berharap program ini dapat membantu untuk anak-anak penderita yang membutuhkan mata palsu. Yaitu dengan cara penderita bisa mendapatkan mata palsu yang lebih mirip mata asli secara gratis.

Salah satu pasien anak yang mendapatkan mata palsu.
Salah satu pasien anak yang mendapatkan mata palsu. Foto: Hanna Pratiwi/detikHealth